Rabu, 24 November 2010

AMRAN MARHAMID DAN ABIE BAE (PENGELOLAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB)



Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Dalam Pembelajaran Dan Guru Dalam Proses Pembelajaran
 



















Disajikan Pada Mata Kuliah Pengelolaan Pengajaran
Bahasa Arab Sebagai Bahan Diskusi Kelas

Disusun Oleh :
Amran Marhamid (09260003)
Rahmad Debiyono (09260020)


Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Mursidah, M. Pd. I


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2010


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama oleh warga sekolah, diperlukan kondisi sekolah yang kondusif dan keharmonisan antara tenaga pendidikan yang ada di sekolah antara lain Kepala Sekolah, guru, tenaga administrasi, dan orang tua murid/masyarakat yang masing-masing mempunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan pembelajaran, selain tenaga kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Untuk itu kinerja  guru harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kemampuan, gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat ditingkatkan apabila yang bersangkutan mengetahui apa yang diharapkan dan kapan bisa menetapkan harapan-harapan yang diakui hasil kerjanya
Kinerja guru atau prestasi kerja (performance)  merupakan  hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri  kesetiaan dan komitmen yang  tinggi pada  tugas  mengajar, menguasai dan mengembangkan  bahan pelajaran,  kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya,
Selain itu juga, peran berbagai elemen-elemen yang terkait dalam proses pembelajaran juga menunjang terciptanya proses pembelajaran yang kondusif serta mampu mewujudkan terciptanya tujuan proses pembelajaran. Elemen-elemen tersebut menguatkan satu sama lainnya, karena jika elemen tersebut kurang dipenuhi maka akan terjadi ketimpangan dalam proses pembelajaran, yang bermuara kepada sebuah proses pembelajaran yang kurang kondusif, aktif sesuai dengan dasar keberasilan dalam pembelajaran.
Terlepas dari pernyataan diatas, Kami mencoba menjelaskan lebih lanjut dalam sebuah makalah yang berjudul ” Faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan pembelajaran dan guru dalam proses pembelajaran”. Dengan harapan semoga makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam pembelajaran serta menambah cakrawala  berfikir kita.
B.     Rumusan Masalah
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan.
Akan tetapi salah satu permasalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pembelajaran, faktor-faktor apa yang mempengaruhi hal tersebut?.
C.    Tujuan Masalah

Tujuan kami membahas makalah ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan pembelajaran dan guru dalam proses pembelajaran.










PEMBAHASAN

A.       Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran.
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seseorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui. Disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Hemat kami mengenai faktor yang menghambat keberhasilan dalam pembelajaran, yakni ketidakpropesionalan pengajar, fasilitas pembelajaran, lingkungan, keluarga dan lain sebagainya. Terlepas dari pernyataan ini, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dlam pembelajaran, adalah  tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi.

1.      Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dan tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Karena sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan beljar mengajar, maka guru diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya kedalam Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). Adapun tujuan ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni :
  1. secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
  2. membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku yang diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
  3. Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
Akhirnya, tujuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dalm setiap kali pertemuan kelas.

2.      Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengwtahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Atau suatu jabatan yang memerlukan suatu keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan diluar bidang pendidikan

[1]. Latar belakang pendidikan pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru dibidang pendidikan dan pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Beda hal nya dengan guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar, akan banyak menemukan masalah dikelas. Terjun menjadi guru mungkin dengan tidak membawa bekal berupa teori-teori pendidikan dan keguruan.
Bebagai permasalahan yang dikemukakan diatas adalah aspek-aspek yang ikut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Paling tidak, keberhasilan pembelajaran yang dihasilkan bervariasi. Kevariasian ini dilihat dari tingkat keberhasilan anak didik menguasai bahan pelajaran yang diberikan guru dalam setiap pertemuan.

3.      Anak didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah dan pelaku sekaligus objek didalam pembelajaran. Tanggung jawab guru tidak hanya  pada seorang anak didik. Akan tetapi seluruh anak didik yang terlibat dalam proses pembelajaran, yang memiliki karateristik bermacam-macam, intelektual dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi.
Anak yang menyanangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku yang bermula dari sikap mereka karena minat yang berlainan. Hal ini sangat mempengaruhi belajar anak. Dengan demikian, dapat diyakini bahwa anak didik adalah unsur yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran.[2]

4.      Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan unsur perasaan dan sebaliknya pembelajaran yang tidak melibatkan unsur ini akan tersa lemah dan menghambat proses penambahan informasi. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Dan bukan berarti mengeyampingkan keseriusan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Menjauhkan segala sesuatu yang dapat mendatangkan ketidaknyamanan.
-          Memberikan motivsi dan penghargaan terhadap siswa
-          Membangkitkan semangat kebersamaan
-          Melibatkan unsur permaianan dan latihan[3]

5.      Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak didik yang bermacam-macam. Dan strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode diskusi.
Menurut Muhammad Ali, gaya-gaya mengajar dibedakan ke dalam empat macam : gaya mengajar klasik. Gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya mengajar interaksional. Menurut hemai kami, gaya bahasa yang relevan pada saat ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali, yakni gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya mengajar interaksional.

6.      Lingkungan pembelajaran
Lingkungan pembelajaran adalah segala sesuatu yang terdapat dalam proses pembelajaran. manusia dan lingkungannya selalu terjadi hubungan interkonekasi. Kualitas lingkungan berpengaruh terhadap kualitas aktivitas kehidupan yang terjadi, dan sebaliknya aktivitas kehidupan manusia berpengaruh terhadap kualitas lingkungannya.
Dengan pola pikir diatas, maka lingkungan pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran.  Positif atau negatif pengaru lingkungan terhadap proses pembelajaran sangat tergantung pada faktor komunitas manusia yang terlibat didalam proses pembelajaran. jika komunitas tersebut dapat membangun proses pembelajaran yang kondusif, maka tidak diragukan lagi lingkungan yang ada aakn berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran. sebaliknya, komunitas yang tidak dapat mengelolah lngkungan yang kondusif. Maka lingkungan yang ada menjadi faktor penghamabat proses pembelajaran.
7.      Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas yang digunakan dalalm proses pembelajaran merupakanslaah satu unsur penting yang mempengeruhi keberhasilan proses pembelajaran, khususnya laboratorium bahasa dengan segala sarananya. Laboratorium bahasa adalah satu bentuk aplikasi teknologi dalam bidang pembelajaran bajasa asing. Dan merupakan salah satu bentuk navigasi proses pembelajaran bahasa.
Namun demikian, laboratorium ini berbeda dengan lingkungan bahasa seperti komplek berasrama. Dalam lingkungan asrama semua komunitas terlibat langsung  aktif dan intensitas interkasi antar anggota komunitas cukup tinggi. Selain itu inrerkasi dapat dilakukan kapan saja dan mencakup objek yang cukup kompleks tanpa harus menggunakan teknologi atau tenaga ahli. Sementara Laboratorium bahasa merupakan lingkungan pembelajaran yang sarat dengan aplikasi teknologi, sehingga untuk dapat memanfaaatkannyadiperlikan tenaga terampil dan terlatih.[4]
Hemat kami, kenyataannya dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing masih dihadapakan padap probelmatika yang berat. Mengingat pembelajaran bahasa Arab di Indonesia tidak semua, bahkan menepati sebagai posisi yang mayoritas tidak memiliki laboratorium bahasa dan sebaagian kecil saaj mempunyai asrama sebagai lingkungan kegiatan bahasa.

8.      Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak guna kepentingan ulangan. Dan alat evaluasi adalah hasil fomulasi dari bahan evaluasi, untuk mengukur kemampuan anak didik terhadap materi yang telah diberikan selam proses pembelajaran.

9.      Suasana evaluasi
Telah kita ketahui, jika eveluasi merupakan cara untuk mengukur mampu atau tidak seorang anak didik menguasai materi-materi yang  telah diberikan. Dan yang ditekan kan disini adalah terjadinya kerja sama yang baik anatara pengawas dan anak didik, demi terwujudnya suasana evaluasi yang kondusif.


Menurut Gage & Berline, ada dua faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
1.  Faktor internal : inteligensi, motivasi
2. Faktor eksternal: lingkungan rumah,lingkungan sekolah (kelas)[5]
 Menurut Wardiman Djojonegoro, asas untuk pembelajaran yang berhasil adalah motivasi, penguatan, latihan dan pengulangan, dan penerapan. Sedang menurut hemat kami terlepas dari berbagai pendapat di atas, fakator yang mempengaruhi keberhasilan pembelajran, yakni kondisi, baik seorang guru maupun anak didik sebagai dan peranan orang tua.

B.       Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam proses Pembelajaran
Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus kita tiru, dalam artian orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan dilteladani. Menurut Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is Theaching (hlm. 10) : guru adalah orang yang memiliki dalam menata dan mengelolah kelas. Jadi, hemat kami. Guru adalah orang yang dewasa secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.
Seorang guru adalah perancang pembelajaran, pengelolah pengajaran, konselor. Singkatnya seorang guru memiliki perang penting dalam proses pembelajaran, propesional atau tidaknya seorang guru memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran. adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, yakni:  

1.      Sikap mengajar
Sikap positif yanhg diperlihatkan seorang guru terhadap materi yang disajikan pada siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan, dapat mempengaruhimotivasi dan sikap siswa terhadap program pengajaran. Sudah merupakan keharusan bahwa setiap orang yang terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan suatu program pengajaran memperlihatkan kegairahan, kerja sama, kesediaan menolong. Apabila merasakan atau melihat ungkapan atau sikap positif seperti itu, siswa akan cenderung bertingkah laku positif. Dan hasilnya sangat mendukung proses pembelajaran.[6]

2.      Kompetensi propesional
Kompetensi propesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnay dengan berhasil. Adapun kompetensi tang harus dimiliki oleh seorangguru, terdiri dari tiga, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi propesional. Keberhasilan guru dalam menjalankan propesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. Terlepas dari pola fikir diatas, Seorang guru bahasa Arab yang kompetenadalah seorang yang mempunyai kecerdesan tinggi sehingga mampu menguasai materi pembelajaran secara baik, dapat mengelolah kelas secara tepat, dapat menggunakan metode dan media yang sesuai dengan peserta didik dan ruang belajar dapat menumbuhkan motovasi belajar kepada peserta didik.
  1. kompetensi pribadi
Berdasarkan kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk Tuhan. Seorang guru wajib menguasai pengetahuan yang akan diajarkannya kepada peserta didik secara benar dan bertanggung jawab. Ia harus memiliki pengetahuan penunjang tentang kondisi fisiologis, psikologis, dan paedagogis dari para peserta didik yang di hadapinya.
Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seoramg guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual.
  1. kompetensi sosial
Berdasarkan kodrat manusia sebagai mahluk sosial dan mahluk beradab. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimmalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahami dan menerapakan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (orang tua, tetangga, dan sesama teman).
  1. kompetensi propesional mengajar
Bedasarkan peran guru sebagai pengelolah proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan
-          merencanakan sistem pembelajaran
-          melaksanakan sistem pelbelajaran
-          mengevaluasi sitem pembelajaran
-          mengembangkan sistem pengajaran
Sedangkan menurut Dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999), sebagai berikut ;
-          mengembangkan kepribadian
-          menguasai landasan kependidikan
-          menguasai bahan pelajaran
-          menyusun program pengajaran
-          melaksanakan program pengajaran
-          berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, dll.[7]
Dengan demikian, dapat kami simpulkan bahwa untuk menjadi guru profesional yang memililiki kualitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap calon guru.

3.      Komunikasi Guru Terhadap Siswa
Komunikasi seorang guru terhadap anak didiknya merupakan subtansi yang sangat urgent, melihat lingkungan sekolah khususnya kelas merupakan tempat interaksi antara guru dan murid, kemampuan komunikasi yang baik dari seorang guru sangat berpengaruh besar dalam tercapainya proses pembelajaran. karena sejatinya guru yang baik adalah guru yang mampu berkomuniksi dengan seluruh masyarakat sekolah. Sehubungan dengan hal ini ada beberapa yang perlu kita ingat, yakni
a.       Komunikasi seorang guru terhadap anak didik dimaksudkan untuk membantu mereka dalam mempelajari dalam berbagai hal yang diperlukan oleh mereka. Jadi mereka bukan hanya objek yang dibentuk, melainkan rekan kita dalam proses pembelajaran.Ini berarti seorang guru tidak sepantasnya memaksakan keinginannya dan tidak sepantasnya bersikap otoriter terhadap anak didik.
b.      Guru harus  bersifat aktif dan harus mengambil inisiatif, akan tetapi inisiatif ini bukan untuk mematikan inisiatif para siswa yang justru untuk memotivasi mereka, sehingga terciptalah proses pembelajaran yang seimbang[8]




























KESIMPULAN
1.      Komponen-komponen (tujuan, guru, anak didik, interaksi, dll) dalam pendidikan merupakan bagian terpenting didalam porses pembelajaran, karena komponen komponen tersebut menguatkan satu sama lain, kiranya komponen tersebut tidak  terpenuhi secara sempurna. Maka keberhasilan didalm proses pengajaran kurang bahkan tidak memenuhi sasaran atau hakekat sebuah keberhasilan dalam pembelajaran
2.       Seorang guru adalah perancang pembelajaran, pengelolah pengajaran, konselor. Singkatnya seorang guru memiliki perang penting dalam proses pembelajaran, propesional atau tidaknya seorang guru memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Jadi seorang guru yang baik tidak hanya memiliki intellegent yang baik, akan ia juga memiliki education emosional, demi terciptanya interaksi yang baik antara guru dan anak didik.





















KRITIK DAN SARAN

Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini. Begitu juga dengan penyajian makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan-kekurangan dengan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan yang konstruktif guna perbaikan dalam penyajian makalah berikutnya.









 

















DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah. 2007. Propesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Prikatis.
Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung.
Munir. 2006. Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Praktek. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Ziani. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara
MJ. Soelaeman. 1999. Menjadi Guru. Bandung : Diponegoro.
.Hasibuan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.
Internet: www. Google.com



[1] Hamzah B. Uno,  Propesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hal. 15
[2] Drs. Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hal. 110-114  
[3] Munir, Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori Dan Praktek, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006) hlm. 19
[4] Ibid.  Munir, hlm. 9
[5] Hasibuan, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi  Pembelajaran, (internet: www.google.com)
[6] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidkan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung,2006) hal. 143
[7] Ibid, Hamzah B. Uno, hal. 18-19
[8] Drs. Sulaiman, Menjadi Guru, (Bandung: Diponegoro.2000) hal. 87-88.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar